Skip to main content

Mengetahui Jenis, Fungsi, Cara Penggunaan dan Perawatan APAR

Alat Pemadam Api Ringan atau yang biasa kita sebut APAR adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dari segi aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan aset perusahaan. Sebagai petugas HSE sangat penting untuk mengetahui APAR dengan detail.

Jenis dan Fungsi APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Berdasarkan bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Terdapat 4 jenis APAR yang paling umum digunakan, yaitu :

Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water

APAR jenis ini berisi air. APAR Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis dan cocok untuk memadamkan api yang disebabkan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti kertas, kain, karet, plastik dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran yang dikarenakan instalasi listrik yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).

 Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)

APAR jenis ini adalah APAR yang terdiri dari bahan kimia yang dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga oksigen tidak dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti kertas, kain, karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti minyak, alkohol, solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).

BACA JUGA

Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder

APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher ini terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari mono-amonium danammonium sulphate. Serbuk kering kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan oksigen yang merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR jenis Dry Chemical Powder ini merupakan alat pemadam api yang serbaguna karena efektif untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan C.

APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan dalam Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan produksi di sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan pada mobil.

 Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide (CO2)

APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah jenis APAR yang menggunakan bahan karbon dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan pemadamnya.  APAR Karbon Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C (instalasi listrik yang bertegangan).

Bagaimana Cara Menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)?

Untuk mempermudah dalam mengingat proses ataupun cara penggunaan Alat Pemadam Api, kita dapat menggunakan singkatan T.A.T.A. yaitu :

  • TARIK pin pengaman (Safety Pin) APAR
  •  ARAHKAN Nozzle atau pangkal selang ke sumber api (area kebakaran)
  •  TEKAN pemicu untuk menyemprot
  •  AYUNKAN ke seluruh sumber api (area kebakaran)

APAR juga memiliki ketentuan pemasangannya, yaitu :

  • Posisi APAR harus mudah dilihat, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi tanda pemasangan.
  • Tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm dari lantai tepat diatas APAR yang bersangkutan.
  • Bagian paling atas APAR harus berada pada ketinggian 120 cm dari lantai, kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat jarakdasar APAR tidak kurang dari 15 cm darilantai.
  • Semua tabung APAR sebaiknya berwarna merah.
  • APAR harus digantung pada dinding dengan penguat sekang atau konstruksi lainnya tanpa dikunci atau diikat mati.
  • APAR tidak boleh dipasang ditempat yang bersuhu lebih dari 490C atau turun sampai minus 440C.
  • Jika ditempatkan pada alam terbuka, APAR harus dilindungi tutup pengaman.
  • APAR juga harus dirawat agar awet dan tahan lama.
BACA JUGA

Bagaimana Cara Perawatannya?

Melakukan perawatan secara teratur

Cara merawat alat pemadam yang pertama adalah dengan melakukan perawatan secara teratur pada permukaan APAR. Anda bisa membersihkan permukaan alat pemadam api ringan dengan menggunakan kain setengah basah. Apabila APAR mengalami karat Anda bisa menyertakan alat pembersih karat setelah mengelapnya dengan kain setengah basah dengan waktu teratur.

Pastikan Anda memeriksa bagian leher

Cara merawat alat pemadam yang kedua apabila Anda menggunakan alat pemadam api ringan yang memiliki leher pastikan Anda memeriksa bagian leher dengan teratur agar Anda mengetahui apakah terjadi kebocoran atau tidak.

Melakukan pemeriksaan pada jarum tekanan

Cara merawat alat pemadam yang ketiga adalah dengan melakukan pemeriksaan pada jarum tekanan. Anda harus pastikan tekanan yang ada pada jarum berada di posisi 15 sampai dengan 20 bar. Pengecekan ini harus dilakukan secara teratur karena akan berpengaruh pada APAR saat akan digunakan dalam kebutuhan mendesak. Pastikan jangan sampai kurang dari 15 atau lebih dari 20, apabila kurang dan kelebihan APAR tidak akan berfungsi dengan optimal.

Hindarkan tabung dari sinar matahari langsung

Cara merawat alat pemadam yang ke empat adalah hindarkan tabung alat pemadam api ringan dari sinar matahari langsung. Selain sinar matahari Anda juga harus menghindarkan alat pemadam api ringan dari hujan karena yang biasa terkena panas dan hujan akan mengalami pengeroposan pada tabung alat pemadam api ringan. Anda bisa menggunakan penutup agar APAR terhindar dari sinar matahari dan hujan sehingga dapat tahan lama.

Pastikan bracket terkait dengan sempurna pada dinding

Cara merawat alat pemadam yang ke lima adalah pastikan bracket terkait dengan sempurna pada dinding. Alat pemadam kebakaran portabel biasa diletakkan menggantung pada sisi ruangan agar memudahkan pengambilan saat dibutuhkan. Untuk itu perawatan bagian penggantung juga dibutuhkan agar alat pemadam api ringan tidak tiba-tiba jatuh.

Memastikan apakah roda bisa berfungsi

Cara merawat alat pemadam yang ke enam khusus untuk APAR yang menggunakan troli yaitu Anda harus memastikan apakah roda bisa berfungsi dengan baik. Hal in dilakukan untuk menghindari terjadinya kemacetan roda. Dari sini Anda juga bisa menilai apakah APAR troli yang Anda gunakan bisa berfungsi dengan baik saat dibutuhkan dalam keperluan mendesak.

BACA JUGA

Pastikan APAR berada di kondisi yang baik

Cara yang terakhir pastikan bahwa APAR berada di kondisi yang baik dengan melakukan pengisian ulang 4 tahun sekali meski tidak digunakan. Karena walaupun tidak digunakan APAR akan mengalami pemuaian yang cukup signifikan sehingga tetap membutuhkan isi ulang minimal 4 tahun sekali agar berfungsi dengan baik saat digunakan.

Untuk melakukan pembersihan dan pengecekan fungsi Anda dapat melakukannya setidaknya 1atau 2 bulan sekali agar alat pemadam bisa berfungsi dengan optimal saat dibutuhkan.

Itulah beberapa hal tentang APAR yang harus Anda ketahui sebagai petugas K3 atau HSE.

Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Bahaya Memakai Perhiasan Di Tempat Kerja

Bila dipakai pada tempatnya, perhiasan akan menciptakan keindahan yang menawan. Namun memakai perhiasan di tempat kerja ternyata mempunyai potensi bahaya yang sangat besar. Jangan memakai cincin, gelang atau kalung di tempat kerja sebab: BACA JUGA Minuman favorit perusak tubuh Efek penggunaan earphone ditempat kerja Mengenal bahaya timbal atau Pb Cincin, gelang, dan kalung bisa menyangkut pada mesin-mesin yang berputar yang akan menarik anda ke dalam putaran mesin tersebut. Cincin atau gelang anda bisa menyangkut pada sesuatu yang menonjol ketika anda terpeleset, jatuh, atau meloncat dari ketinggian. Cincin, gelang atau kalung anda dapat mengalirkan arus listrik ketubuh anda. Ingat barang-barang tersebut adalah penghubung arus listrik ketika anda bekerja dengan peralatan listrik. Kecelakaan yang disebabkan oleh perhiasan dapat mengakibatkan hilangnya jari tangan atau bahkan kematian. Pastikanlah untuk selalu melepas perhiasan anda sebelum mulai bekerja. Hal itu bisa menyelamatkan jar

Bahaya Getaran (Vibration) ditempat kerja

Dalam kegiatan sehari – hari di workshop atau bahkan di rumah kita sering menggunakan peralatan / tools yang menimbulkan getaran. Dari segi kesehatan getaran dapat menimbulkan beberapa resiko bagi kesehatan. Contoh mesin loundry yang bergetar dapat memajani petugas melalui transmisi/penjalaran, baik getaran yang mengenai seluruh tubuh ataupun getaran setempat yang merambat melalui tangan atau lengan operator. Safety talk kali ini akan membahas mengenai bahaya getaran bagi tubuh kita Definisi Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan gerakan osilasi. Vibrasi dapat terjadi local atau seluruh tubuh. BACA JUGA Pedoman keselamatan pada jari dan tangan Bahaya menjadi tukang las atau welder MInuman favorit perusak tubuh Efek kesehatan : Terhadap sistem peredaran darah : Dapat berupa kesemutan jari tangan waktu bekerja, Terhadap sitem tulang, sendi dan otot, berupa gangguan osteo articular (gangguan pada sendi jari tangan ) Terhadap system syaraf : Paraste

Bahaya Menjadi Tukang Las (Welder)

Terdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan ”Tukang Las” diantaranya adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan gas, kemudian dari zat biologis yaitu bakteri, zat fisik yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisi ergonomik. Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak pneumoconiosis adalah metode pengelasan yang digunakan adalah Arc Welding atau menggunakan bahan Consumable Electrodes. Material ini akan dapat membuat pekerja las sering tepapar gas-gas berbahaya dan partikulat asing. Proses-proses seperti pengelasan dengan flux-cored arc welding dan shielded metal arc welding akan menimbulkan asap yang mengandung partikel-partikel yang terdiri dari berbagai macam tipe-tipe oksida. Gas-gas berbahaya ini akan dapat mengakibatkan penyakit Metal Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume Fever terjadi akibat terhisapnya uap atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau Oksida-nya. Kondisi dermatitis industri dapat dilihat dari segi zat fisis yaitu